CYBER BULLYING
Putra Iman Khuluqy | 15118621
KATA PENGANTAR
Penulis
BAB 1
1.1
Latar Belakang
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan Makalah
BAB 2
2.1
Pengenalan Cyber Bullying
2.2
Penyebab Cyber Bullying
2.3
Macam-macam Cyber Bullying
2.4
Pencegahan Cyber Bullying
BAB 3
3.1
Kesimpulan
3.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ilmu Sosial Dasar
CYBER BULLYING
Ditulis oleh
:
Alda Camelia
Ahyar 10118434
Muhammad
Haekal Aqshal 14118648
Putra Iman
Khuluqy 15118621
Rahma Azizah
15118804
Rheza Adam
Puta Nugroho 16118075
2018
DAFTAR ISI
Ilmu Sosial Dasar 1
DAFTAR ISI 2
KATA PENGANTAR 3
BAB 1 4
1.1 Latar
Belakang 4
1.2 Rumusan
Masalah 4
1.3 Tujuan
Makalah 4
BAB 2 5
2.1 Pengenalan
Cyber Bullying 5
2.2 Penyebab
Cyber Bullying 6
2.3 Macam-macam
Cyber Bullying 10
2.4 Pencegahan
Cyber Bullying 13
BAB 3 16
3.1 Kesimpulan 16
3.2 Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 17
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga
selesai. Tidak lupa kami megucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari
segala sumber yang memberikan kami materi demi kelancaran pembuatan makalah
ini.
Isi dari makalah ini tentang “Cyber Bullying” dan harapan kami semoga
dengan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dalam mengenal
lebih lanjut, dan untuk kedepannya dapat memberbaiki sifat masing – masing,
baik penulis maupun pembaca.
Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Depok, 20 November 2018
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Manusia diciptakan tidak dapat
berdiri sendiri, karena mereka adalah makhluk sosial. Hidup di dunia ini
tidaklah sulit jika kita mendapatkan bantuan dan ajaran dari sesama manusia.
Namun, hal tersebut mungkin mdah, namun dengan berkembangnya teknologi daalm
dunia ini, manusia menjadi lebih serakah, arogan, dan merasa lebih tinggi dari
yang lain. Dengan munculnya sikap ini, muncullah hal yang dapat menghancurkan
sikap dan juga akhlak dalam diri manusia.
Bullying salah satunya. Bullying
atau dalam Bahasa Indonesianya Penindasan terhadap orang lain sering terjadi
pada anak – anak, bahkan hingga orang dewasa. Hal ini sering terjadi
dikarenakan salah seorang yang melakukan suatu kesalahakn yang kecil, namun membuat
orang lain merasa kesal dan akhirnya menyebarkan sisi jeleknya. Ini merupakan
kegiatan yan buruk. Lebih parah lagi, Bullying sudah bisa dilakukan di dunia
maya dengan nama Cyber Bullying.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apakah
cyber bullying itu?
2.
Bagaimana
cyber bullying dapat terjadi?
3.
Bagaimana
seorang penindas melakukan cyber bullying
di dunia virtual?
4.
Bagaimana
cara mengatasi cyber bullying?
1.3
Tujuan Makalah
1.
Untuk
mengetahui apa itu cyber bullying.
2.
Untuk
mengetahui bagaimana cyber bullying dilakukan.
3.
Untuk
mengetahui cara mencegah perbuatan cyber
bullying.
BAB 2
ISI
2.1
Pengenalan Cyber Bullying
Cyber bullying atau bisa disebut juga dengan
penindasan dunia maya adalah penindasan yang terjadi di dunia maya dengan perangkat
digital sebagai media untuk melakukan penindasan tersebut. Penindasan dilakukan
melalui aplikasi dari perangkat komunikasi yang kita gunakan, seperti misalnya
SMS, Twitter, Instagram, Facebook, dimana orang dapat melihat, berpartisipasi,
atau membagi konten secara bebas. Permainan daring yang kita mainkan juga
termasuk dalam salah satu perangkat yang sering digunakan untuk melakukan
penindasan di dunia maya.
Cyber bullying mencakup dalam pengiriman, posting
atau berbagai konten negatif, berbahaya, salah, atau jahat tentang orang lain.
Seperti menyebarkan rahasia kejelekan atau informasi pribadi tentang korban
penindasan yang menyebabkan munculnya rasa malu atau penghinaan dari korban
penindasan itu sendiri. Walaupun penindasan tersebut dilakukan secara tidak
langsung, seorang penindas yang terlalu berlebihan dapat berperilaku yang
melanggar hukum atau kriminal dalam dunia maya (Cyber world).
Orang
yang melakukan penindasan terkadang tidak memikirkan apa yang diderita oleh
orang yang ditindas. Orang yang ditindas mungkin akan merasakan sedih,
tersakiti, kecewa, hingga merasa tertekan berlebihan yang bahkan dapat berujung
kepada bunuh diri. Hal ini pasti akan merugikan orang lain yang mendapatkan
efek negatif dari Cyber Bullying tersebut.
Peran orang tua juga sangat penting dalam konflik ini. Biasanya, orang-orang
yang melakukan penindasan terhadap orang lain adalah orang-orang yang tidak
terlalu diperhatikan oleh orang tuanya sendiri, dibiarkan bersenang-senang
sehingga tidak dapat dikontol lagi. Maka dari itu, -peran orang tua sangat
dibutuhkan dalam menggagalkan Cyber
Bullying ini. Orang tua dalam perkembangan teknologi sekarang ini harus
dapat beradaptasi, seperti mulainya memantau aktivitas anaknya dalam menggunakan
Social Media, dan juga memantau
perkembangan anak di rumah (dunia nyata). Orang tua juga perlu mengajak anaknya
mengobrol atau berbicara agar dapat mengetahui apa yang sedang ia pikirkan dan
ia rasakan, menjelaskan kepada anaknya apa saja dampak negatif dari perbuatan bullying. Karena, tidak ada seorangpun
yang rela dirinya menjadi korban bullying atau menjadi seorang penindas.
Perlu
diketahui, bahwa apapun yang kita katakan atau berkomentar di suatu status atau
foto seseorang, belum tentu apa yang kita katakan akan ditangkap berbeda oleh
pemilik post. Secara tak langsung, tindakan kita yang tidak dicerna terlebih
dahulu dapat berdampak buruk kepada kita WALAU menurutmu itu biasa saja.
Bahkan, kesalahan tersebut bisa membuat orang lain berfikir bahwa kau adalah
seorang Cyber Bullier. Mau dianggap
seperti itu? Jika tidak, pikir terleih dahulu sebelum berkomentar atau
mengkritik seseorang. Tempat yang biasa digunakan oleh seorang penindas atau
yang paling umum tempat di mana Cyber
Bullying terjadi adalah :
●
Media
sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram dan masih banyak lagi
●
SMS
atau Short Message, walau tidak
menggunakan jaringan internet, tetap memiliki potensi untuk menjadi tempat
terjadinya cyber bullying, karena
dilakukan secara tidak langsung dengan mengirim pesan dari perangkat digital
satu ke perangkat digital lainnya.
●
E-mail,
biasanya terjadi di lingkungan kerja.
Dengan
prevalensi media sosial dan forum digital, komentar, foto, posting, dan konten
yang dibagikan oleh individu dapat dilihat oleh orang asing maupun kenalan.
Konten yang dibagikan individu secara online, baik konten pribadi mereka maupun
konten negatif, berarti, atau menyakitkan, dapat menciptakan semacam catatan
publik permanen tentang pandangan, aktivitas, dan perilaku mereka. Catatan
publik ini dapat dianggap sebagai reputasi online, yang dapat diakses oleh
sekolah, pengusaha, perguruan tinggi, klub, dan lain-lain yang mungkin meneliti
seseorang sekarang atau di masa depan. Penindasan dunia maya dapat membahayakan
reputasi daring semua orang yang terlibat - bukan hanya orang yang ditindas,
tetapi mereka yang melakukan bullying atau berpartisipasi di dalamnya.
2.2
Penyebab Cyber Bullying
2.2.1
Penyebab Bullying dari Eksternal
2.2.1.1
Power
atau Kekuasaan
Seseorang
biasanya menggunakan kekuasaan dan jabatannya untuk menekan orang lain yang
dianggap lebih lemah. Ini merupakan faktor penyebab bullying yang paling sering kita temui.
Sebagai
contoh:
·
Seorang
yang membuat grup tertentu dan merasa dirinya orang yang kuat, memperlakukan temannya
yang terlihat lemah untuk diperlakukan seperti budak. Dan tidak jarang mereka
berkata kasar dan melakukan perlakuan tidak menyenangkan seperti mendorong atau
memukul.
2.2.1.2
Kurangnya Rasa Percaya Diri
Tindakan bullying terkadang dimaksudkan
untuk meningkatkan kepercayaan diri orang lain sehingga bisa membantunya untuk
mengatasi rasa cemas atas ketidakmampuannya.
Sebagai
contoh:
·
Seseorang
yang pandai dalam akademis namun tidak pandai bergaul karena berbagai faktor,
akan diolok-olok oleh temannya karna tidak dapat melakukan hal yang sama dengan
teman-temannya, dalam konteks ini berarti belajar di sekolah dan bergaul. Teman-temannya
yang sesungguhnya memiliki kepercayaan diri rendah terhadap kemampuannya dalam
akademis dan merasa terancam dengan keberadaan seseorang yang pandai tersebut
memiliki potensi untuk melakukan tindakan penindasan terhadap si pandai tadi.
2.2.1.3
Perbedaan
Seorang
individu atau kelompok dapat menjadi sasaran intimidasi di tempat kerja, karena
orang lain memandang mereka sebagai penghuni baru atau sosok yang berbeda dari
kelompok yang sudah lama berada di lingkungan itu.
Sebagai
contoh:
●
Seorang
siswa yang baru masuk ke sekolah baru akan dilihat sebagai orang yang baru dan
harus mengikuti perkataan atau tindakan dari teman-teman sekelasnya. Jika siswa
baru itu tidak dapat mengikuti budaya antar siswa yang ada di sekolah barunya,
atau tidak dapat bergaul dengan baik terlepas dari segala perbedaan di antara
siswa baru dan lama, siswa baru ini akan memiliki potensi untuk dijadikan
sasaran penindasan oleh siswa lama, baik secara verbal maupun non verbal.
●
Seseorang
yang memiliki kelainan fisik atau mental, contoh seperti ini biasanya mengalami
bullying secara verbal dengan menyorak-nyorakkan kekurangannya. Atau bisa juga
melakukan perbuatan tidak menyenangkan lainnya. Penindas yang melakukan hal
seperti ini berpikir bahwa apa yang dilakukannya terhadap si pemilik kelainan
fisik atau mental ini tidak buruk sama sekali, karena korban biasanya sulit
merespon dengan seharusnya.
2.2.1.4 Persepsi
Ancaman
Beberapa
orang melakukan bullying pada
orang lain, karena orang lain dianggap sebagai ancaman bagi mereka secara
pribadi atau ancaman terhadap posisi mereka dalam perusahaan atau dalam
kelompok tertentu.
Sebagai
contoh:
●
Seseorang
yang masuk perusahaan, dia memiliki keunggulan dan membuatnya jadi seseorang
yang sering di cap pegawai teladan oleh bosnya. Sebagai orang yang telah lama
bekerja merasa terancam kedudukannya di perusahaan tersebut dan akhirnya mereka
melakukan bullying terhadap karyawan baru tersebut, entah itu bullying verbal atau bullying fisik.
●
Siswa
atau Mahasiswa yang masuk ke kelompok tertentu, karna dia memiliki kelebihan
entah itu fisik atau kepandaiannya, akhirnya dia mendapat perhatian lebih dari
orang-orang disekitarnya. Biasanya seorang yang telah lama berada
dikelompok/oraganisasi dan memiliki grup didalamnya merasa kalau dirinya
tersaingi oleh seseorang baru itu, dan akhirnya mereka melakukan bullying.
2.2.2
Penyebab Bullying dari Internal
2.2.2.1
Dari Diri Penindas
Yaitu kecemasan dan
perasaan inferior yang berlebihan dari seorang pelaku, persaingan yang tidak
realistis, perasaan dendam yang muncul karena permusuhan, atau juga karena
pelaku bullying pernah menjadi korban bullying sebelumnya, dan ketidakmampuan
menangani emosi secara positif.
2.2.2.2
Faktor Keluarga
• Kurangnya
kehangatan dan tingkat kepedulian orangtua terhadap anaknya
• Pola
asuh orang tua yang terlalu permisif sehingga anak bebas melakukan tindakan
apapun yang diinginkan.
• Pola
asuh orangtua yang terlalu keras sehingga anak menjaadi akrab dengan suasana
yang mengancam.
• Kurannya
pengawasan dari orang tua.
• Pengaruh
dari perilaku saudara-saudara kandung dirumah.
2.2.2.3
Faktor Pergaulan
• Suka
bergaul dengan anak yang biasa melakukan bullying.
• Bergaul
dengan anak yang suka dengan tindak kekerasan.
• Anak agresif yang berasal dari status
sosial tinggi dapat saja menjadi pelaku bullying demi mendapatkan penghargaan
dari kawan-kawan sepergaulannya.
2.2.2.4
Faktor lainnya
• Banyaknya contoh perilaku bullying dari
berbagai media seperti televisi, film, ataupun video game, yang memicu pelaku
penindasan untuk meniru bullying tersebut .
• Pada sebagian anak remaja putri,
bullying terkadang dijadikan alat untuk menghibur diri. Terkadang juga
digunakan sebagai alat untuk mencari perhatian dari teman-teman yang dianggap
saingan.
2.3
Macam-macam Cyber Bullying
Australian
Federal Police (AFP) mengidentifikasikan setidaknya terdapat
tujuh bentuk cyberbullying, yaitu:
1.
Flaming (perselisihan
yang menyebar).
Ketika suatu
perselisihan yang awalnya terjadi antara dua orang atau lebih (dalam skala
kecil) dan kemudian menyebarluas sehingga melibatkan banyak orang (dalam skala
besar) sehingga menjadi suatu kegaduhan dan permasalahan besar. Flaming
adalah ketika seseorang atau sekelompok orang mengekspresikan hal-hal negatif
mengenai situasi tertentu. Alasan untuk mengingatkan orang yang melakukan hal
ini adalah karena beberapa orang mungkin tidak tahu jika orang tersebut sedang
melakukan flaming. Maksudnya di sini adalah, lingkungan Internet tidak seperti
Anda sedang duduk dengan orang lain dan saling berhadap-hadapan, lalu
mengatakan orang lain itu gila atau Anda jengkel terhadap sesuatu. Jadi tolong
beritahu orang lain jika dia sedang melakukan flaming. Kita berusaha untuk
sama-sama mengurangi kemungkinan adanya konfrontasi di Internet.
Flaming adalah interaksi bermusuhan
dan menghina antara pengguna
internet, sering melibatkan penggunaan senonoh. Flaming
biasanya terjadi dalam konteks sosial sebuah forum internet,
Internet Relay Chat (IRC), Usenet, melalui
e-mail, server game seperti
Xbox Live atau PlayStation
Network, dan video-sharing
website. Hal ini sering hasil pembahasan dipanaskan
masalah dunia nyata seperti politik, agama, dan filsafat, atau isu-isu
yang polarisasi sub-populasi, tetapi juga dapat dipicu oleh perbedaan yang
tampaknya sepele.
2.
Harrasment (pelecehan).
Pelecehan
merupakan upaya seseorang untuk merendahkan orang lain dengan mengirim berbagai
bentuk pesan baik tulisan maupun gambar yang bersifat menyakiti, menghina,
memalukan, dan mengancam. Harassment
adalah penggunaan komputer untuk menyebabkan kerugian orang seperti kecemasan, tertekan atau
psikologis bahaya, termasuk menghina, mengancam atau kebencian email lewat
pesan dan posting informasi menghina secara online. Pelaku
cyber-harassment bisa siapa saja, baik disadari maupun tidak. Berikut ini
adalah identifikasi yang mungkin menjadi pelakunya:
·
Orang sakit jiwa.
Orang-orang
yang mengidap sakit jiwa (psikopat) sangat mungkin menjadi pelakunya. Dia
senang bila ada orang lain susah atau menjadi korbannya. Pola pikir psikopat
ini berbeda dari orang normal lainnya.,
·
Orang iseng dan bodoh.
Orang-orang
yang senang bercanda pun sangat mungkin menjadi pelakunya. Dia menganggap bahwa
orang lain yang kesusahan karena perbuatan isengnya adalah sesuatu yang lucu.
Pola pikir orang yang seperti ini kurang lebih miriip dengan orang sakit jiwa.
·
Orang yang terlihat baik-baik.
Orang
yang terlihat memiliki moral tinggi di lingkungannya juga sangat mungkin menjadi
pelaku bila sebuah kondisi ‘memaksanya’ untuk melakukannya. Ada banyak kasus di
Kompasiana, seseorang terpaksa mengeluarkan kata-kata berupa caci-maki sebagai
reaksi dari hal-hal yang kontroversial bagi sang pelaku.
Orang-orang
yang hanya mengetahui cara bereaksi yang dapat menjurus ke penindasan tanpa
mengetahui apa penyebab dari perbuatan yang sedang dilakukannya akan dianggap sebagai
pelaku akut. Memang membalas saat dilecehkan dengan tindakan serupa akan
menjadikan lingkaran setan yang tidak akan mengakhiri penindasan yang disadari
maupun tidak disadari oleh oknum-oknum di dalamnya.
3.
Denigration (fitnah).
Yaitu upaya seorang penindas untuk menyebarkan kabar
bohong kepada orang-orang di sekitar korban yang bertujuan merusak reputasi korban
itu sendiri. Perbuatam denigration
akan selalu memiliki dampak negatif. Karena itulah fitnah dikatakan
berbahaya.
Adapun
bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh fitnah antara lain sebagai berikut:
·
Menimbulkan kesengsaraan, baik bagi si
pemfitnah maupun bagi yang di fitnah.
·
Menimbulkan keresahan di tengah masyarakat
karena berita yang tidak benar.
·
Merusak sendi-sendi persatuan dan kesatuan
dalam suatu kelompok yang.
·
Mencelakakan orang lain.
·
Merugikan orang lain dan diri sendiri.
·
Dari segi keagamaan, orang yang melakukan
fitnah tidak dapat masuk surga.
4.
Impersonation (meniru).
Impersonation merupakan jenis peniruan di mana
seseorang berpura-pura menjadi orang lain dan mengirimkan pesan-pesan atau
status yang tidak baik atas nama korban peniruaannya. Pelaku mengambil kesempatan
dan kemampuannya dalam meniru target dan mengirimkan materi yang mencerminkan
hal buruk kepada oorang-orang yang mengenal target.
Hal ini
dapat terjadi di halaman pribadi target, website, blog, atau melalui bentuk
komunikasi virtual lainnya. Pertukaran kata sandi terhadap akun daring pribadi di
antara pemuda atau gadis-gadis memungkinkan pelaku penindasan untuk mendapatkan
akses sebebas-bebasnya ke akun target dan bertingkah seperti target. Setelah
penindas berhasil menyamar jadi target, maka dengan sang penindas akan
mengirimkan mengirim pesan ancaman kepada orang-orang yang mengenal target
dengan sesuk hati. Perbuatan itu dilakukan berdasarkan keinginan pelaku agar
target mendapat tuduhan palsu dari yang bersangkutan.
5.
Outing
and trickery (penipuan).
Yaitu upaya
seseorang yang berpura-pura menjadi orang lain dan menyebarkan kabar bohong
atau rahasia orang lain tersebut atau pihak ketiga. Trickery (tipu daya) berarti membujuk seseorang dengan menggunakan tipu
daya supaya mendapatkan rahasia atau foto pribadi orang tersebut. Biasanya cara
ini dilakukan oleh pelaku yang memang sudah kenal lama dengan korbannya, baik
secara nyata maupun maya.
Setelah
melakukan tipu daya, pelaku biasanya juga akan melanjutkan penindasannya
terhadap korban dengan cyberbully jenis
denigration dan outing, yakni dengan mencemarkan nama baik dan penyebaran foto-foto
pribadi dari korban penindasan.
6.
Exclusion (pengucilan).
Merupakan upaya
yang bersifat mengucilkan atau mengecualikan seseorang untuk bergabung dalam suatu
kelompok atau komunitas atas alasan yang diskriminatif.
7.
Cyber-stalking (penguntitan di dunia maya).
Upaya
seseorang menguntit atau mengikuti orang lain dalam dunia maya dan menimbulkan
gangguan bagi orang lain tersebut.
2.4
Pencegahan Cyber Bullying
Sangatlah
penting bagi seseorang untuk mencegah dirinya tertimpa cyber bullying atau menjadi seorang pelaku cyber bullying. Ada beberapa tips agar seorang pengguna dunia maya
khususnya jejaring sosial agar terhindar dari kasus cyber bullying.
2.3.1
Cermati dan pelajari jenis jejaring
sosial yang akan digunakan.
Pastikan terdapat fitur “Block
User” (Blok Pengguna) dan/atau “Report
User” (Laporkan Pengguna). Block User
digunakan agar anda dapat memblok pengguna lainnya yang anda anggap telah atau
terindikasi melakukan tindakan mengganggu atau cyber bullying pada anda. Report
User merupakan sarana bagi anda untuk melaporkan orang-orang serupa kepada
pengelola jejaring sosial.
2.3.2
Pikirkan secara matang mengenai
wujud pemikiran yang akan dituangkan dalam jejaring sosial.
Hindari segala bentuk penghinaan, pemojokan, pengejekan dan
atau deskriminasi terhadap pihak-pihak tertentu, khususnya terhadap orang-orang
disekitar anda seperti teman, rekan, atasan atau bahkan orang yang tidak anda
kenal namun masih berada dalam lingkungan kehidupan anda. Hindari pula segala
pernyataan yang bersifat provokativ dan sensitive (seperti SARA) mengingat
masyarakat Indonesia sangat beragam. Hal ini tidak dimaksudkan mencegah anda
untuk kritis menaggapi suatu isu sosial, namun penyampaian pendapat terhadap
suatu isu tersebut sebaiknya dilakukan secara proporsional, ilmiah dan tidak
mengandung pernyataan yang menyinggung.
2.3.3
Jika tidak diperlukan, hindari
mencantumkan data pribadi.
Jangan cantumkan data pribadi seperti nama lengkap, alamat
lengkap, dan nomor telepon. karena dapat lebih membuka akses yang lebih luas
bagi pelaku cyber bullying.
2.3.4
Hindari memasang foto pribadi yang
bersifat seronok.
Hindari memasang foto pribadi yang bersifat seronok karena
dapat menjadi sasaran manipulasi foto dan objek penghinaan dan cemooh bagi para
cyber bullying.
2.3.5
Bagi orang tua, awasi dengan cermat
dan seksama penggunaan internet, khususnya jejaring sosial oleh anak-anak.
Meskipun mereka telah beranjak dewasa. Perkenalkan kepada
mereka manfaat-manfaat dari internet, namun kenali mereka juga terhadap
bahaya-bahaya yang dapat mengintai dalam dunia maya, seperti pornografi,
penipuan, penculikan dan tentunya cyberbullying.
2.3.6
Jangan terpancing untuk melakukan
hal-hal yang terkait dengan cyber
bullying.
Meskipun atas ajakan teman sehingga akan melahirkan
persengkokolan untuk memojokan seseorang.
2.3.7
Laporkan segala bentuk indikasi awal
cyber bullying pada pihak yang berwenang.
Laporan awal tidak harus langsung
kepada aparat kepolisian, namun dapat diselesaikan dengan jalur mediasi dengan
para pihak yang terlibat dalam penindasan.
Contohnya, jika seorang siswa
menjadi korban penindasan dari temannya, maka orangtua yang cepat tanggap
terhadap perlakuan tidak menyenangkan yang dialami oleh anaknya dapat
melaporkan masalah ini kepada pihak sekolah atau orang tua teman dari siswa yang
bersangkutan. Namun jika penindasan tersebut sudah sangat akut dan sporadik,
jangan ragu untuk segera melaporkannya kepada pihak yang berwenang.
Gunakan
segala bentuk media komunikasi seperti komputer, internet, telepon seluler,
tablet dan peralatan elekrtonik lainnya untuk hal-hal positif dan tujuan damai.
Penggunaan
jejaring sosial di dunia maya secara sehat merupakan tonggak utama dalam
mencegah cyber bullying. Pengguna
diharapkan bijak dan tidak menciptakan permusuhan atau penyebaran kebohongan
antar sesama pengguna. Pengawasan dan kewaspadaan juga merupakan kunci bagi
kita dan keluarga agar terhindar dari para cyber
bullying. Selain itu, pemerintah Indonesia juga sebaiknya tidak memandang
remeh masalah cyber bullying ini,
karena negara-negara lainnya sudah mulai mengambil langkah-langkah khusus dalam
menangani masalah ini.
BAB 3
KESIMPULAN
DAN SARAN
3.1
Kesimpulan
Cyber bullying atau bisa disebut juga dengan
penindasan dunia maya adalah penindasan yang terjadi di dunia maya dengan
perangkat digital sebagai media untuk melakukan penindasan tersebut. Alasan
pelaku dari cyber bullying dapat
melakukan cyber bullying terbagi
menjadi dua: penyebab eksternal (kekuatan untuk melakukan cyber bullying, rasa kurang percaya diri terhadap kemampuan
sendiri, perbedaaan di antara kelompok, dan korban dianggap sebagai ancaman
terhadap keberlangsungan satu individu atau kelompok penindas) dan penyebab
internal (faktor dari diri sendiri, orangtua, lingkungan pertemanan, dan
lain-lain).
Cyber
bullying memiliki tujuh bentuk menurut Australian Federal Police (AFP), yaitu: flaming, harassment, denigration, impersonation, outing dan trickery,
exclusion, dan cyber-stalking.
3.2
Saran
Beberapa saran yang kami berikan untuk menghindari
permasalahan berupa penindasan dunia maya ini, yaitu:
·
Berikan
edukasi kepada diri sendiri dan orang lain tentang penindasan dunia maya.
Edukasi yang diberikan dapat berupa pemberitahuan tentang apa itu cyber bullying, lalu bagaimana kita tahu
jika kita sedang menjadi korban penindasan, serta cara mengatasi penindasan
agar tidak menjadi korban terus-menerus.
·
Jadilah
pengguna alat komunikasi yang cerdas. Cermati dan pelajari jenis jejaring
sosial yang akan digunakan.
·
Jangan
takut untuk melaporkan perbuatan dari penindasan dunia maya ke pihak yang
berwajib, jika permasalahan tidak dapat diselesaikan dengan cara baik-baik.
DAFTAR PUSTAKA
●
StopBullying.gov (2018,
26 Juli) . What is Cyber Bullying .
Diperoleh 18 November 2018, dari https://www.stopbullying.gov/cyberbullying/what-is-it/index.html
●
Anti-Materi (2014,
2 Desember) . Spamming, Flaming, Trolling.
Diperoleh 20 November 2018, dari http://antimateri-godparticle.blogspot.com/2014/12/spamming-flaming-trolling.html
●
KELOMPOK TIGA (2015,
21 Mei) . Jenis-jenis Cyber Bullying dan
Perkembangannya . Diperoleh 18 November 2018, dari http://costofgoodsold.blogspot.com/2015/05/jenis-jenis-cyber-bullying-dan.html
●
Abdul Qowi Bastian
& Rosa Cindy (2017, 31 Oktober) . Melawan
Cyber Bullying dengan Membalas yang
Baik. Diperoleh 18 November 2018, dari http://rappler.com/indonesia/liputan-khusus/186931-cyberbullying-balas-yang-baik
●
Kompas.com (2012,
7 Agustus) . 6 Penyebab Anak Suka
Mem-Bully. Diperoleh 20 November 2018, dari http://lifestyle.kompas.com/read/2012/08/07/14121459/6.Penyebab.Anak.Suka.Membully
●
Cyber Bullying (2014,
25 Mei). Pencegahan Cyber Bullying .
Diperoleh 18 November 2018, dari http://mycyberbullying.wordpress.com/2014/05/25/pencegahan-cyberbullying
●
Cyber Harassment (2013,
19 April) . Pengertian Cyber Harrasment.
Diperoleh 20 November 2018, dari http://antimateri-godparticle.blogspot.com/2014/12/spamming-flaming-trolling.html
Komentar
Posting Komentar