Cloud Computing, Mobile Computing, Ubiquitous Computing, Nano Science dan Grid Technology

CLOUD COMPUTING
Komputasi awan (cloud computing)
adalah teknologi yang menjadikan internet sebagai pusat pengelolaan data dan
aplikasi, di mana pengguna komputer diberikan hak akses (login). Penerapan
komputasi awan saat ini sudah dilakukan oleh sejumlah perusahaan IT terkemuka
di dunia. Sebut saja di antaranya adalah Google (google drive) dan IBM (blue
cord initiative). Sedangkan di Indonesia, salah satu perusahaan yang sudah
menerapkan komputasi awan adalah Telkom.
Ada 3 (tiga) model
pengiriman (delivery) dalam komputasi awan:
(1)
Software as a Service (SaaS)
SaaS merupakan layanan untuk menggunakan aplikasi yang
telah disediakan – penyedia layanan mengelola platform dan infrastruktur yang
menjalankan aplikasi tersebut.
(2)
Platform as a Service (PaaS)
PaaS merupakan layanan untuk menggunakan platform yang
telah disediakan – pengembang fokus pada aplikasi yang dibuat tanpa memikirkan
tentang pemeliharaan platform.
(3)
Infrastructure as a Service (IaaS)
IaaS merupakan layanan untuk menggunakan infrastruktur yang
telah disediakan.
Ada 4 (empat) model
penyebaran (deployment) dalam komputasi awan:
·
public cloud
Public cloud penggunaannya hampir sama dengan shared
hosting, di mana dalam 1 (satu) server ada banyak pengguna.
·
private cloud
Private cloud hanya ada 1 (satu) pengguna dalam
server.
·
hybrid cloud
Hybrid cloud dapat digunakan untuk public atau private
cloud.
·
community cloud
community cloud dapat digunakan bersama-sama oleh beberapa
perusahaan yang memiliki kesamaan. Model penyebaran komputasi awan kadang
sering disebut sebagai cloud storage.
Beberapa pertimbangan
utama sebelum beralih ke komputasi awan:
(1) ketersediaan dan kecepatan internet
(2) kontrak jaminan tingkat pelayanan (Service Level
Agreement, SLA)
(3) komitmen/kesungguhan pelayanan penyedia jasa
(4) pengalaman penyedia jasa (khususnya di bidang komputasi
awan)
(5) on demand self service
(6) komputer server down
(7) keamanan dan privasi
(8) lokasi data dan yurisdiksi/ketetapan hokum
(9) backup data dan DRP
(10) biaya yang akan dikeluarkan.
MOBILE COMPUTING
Mobile computing adalah
seperangkat benda atau teknologi yang memiliki teknologi secanggih yang sering
disebut sebagai mobile computer (portable computer) dan mampu melakukan
komunikasi dengan jaringan tanpa kabel (nirkabel) walaupun user atau pengguna
dari alat tersebut sedang melakukan perpindahan.
Mobile computing juga merupakan
teknologi yang dapat melakukan system distribusi data saat bergerak bebas dan
dapat melakukan koneksi kembali pada lokasi jaringan yang berbeda.
Jenis-jenis Mobile
Computing
·
Laptop
Laptop atau notebook adalah komputer bergerak yang ukurannya
relative kecil, dengan berat antara 1-6 kg. Fungsi laptop hamper sama dengan
komputer desktop, hanya ukurannya yang diperkecil. Kebanyakan laptop
menggunakan LCD yang ukurannya antara 10-17 inch. Sifat utama laptop yaitu
ukurannya yang kecil, mudah dibawa kemana saja dan hemat energy. Karena banyak
kelebihan yang dimiliki laptop maka harga laptop relative lebih mahal daripada
komputer desktop.
·
PDA (Personal Digital Assitant)
Alat elektronik berbasis komputer yang bisa dibawa kemana
saja. Ciri khas PDA adalah touchscreen. Pada awalnya digunakan untuk
mengorganisasi diri sendiri, tetapi seiring berjalannya waktu pengunaan PDA
makin banyak, antara lain mengirim e-mail, akses internet, games, penggunaan
GPS, rekam video dan jaringan wireless.
·
Smartphone
Perangkat komunikasi elektronik yang bisa dibawa-bawa dan
tidak perlu kabel untuk menghubungkan jaringan komputer. Dengan kata lain,
smartphone adalah miniature komputer dengan kemampuan ponsel. Umumnya terdapat
dua jaringan smartphone yaitu GSM (Global System for Mobile Telecommunications)
dan CDMA (Code Division Multiple Acces).
Kelebihan Mobile
Computing
·
Extreme Personalization
Artinya, mobile computing telah menjadi barang yang sangat
penting bagi orang. Hal ini diumpamakan dengan kalimat ponsel diantara dompet
dan kunci motor, dimana berarti ponsel yang termasuk mobile computer sama
pentingnya dengan dompet dan kunci motor. Karena pentingnya itu, mobile
computer kerap dipakai untuk menyimpan segala informasi pribadi.
·
Pengaksesan Informasi setiap saat dan dimanapun
Dengan sifatnya yang portable atau dapat dibawa kemana-mana
dan bila didukung dengan koneksi internet, mobile computer dapat digunakan
untuk bekerja, atau berbelanja secara online, maupun bermain dimana saja dan
kapan saja. Tentu hal ini sangat memanjakan pengguna mobile computer.
·
Kompatible yang tinggi dengan teknologi lain
Dengan kecanggihan yang dimiliki, mobile computer compatible
dengan teknologi lain, sehingga mobile computer dapat memanfaatkan teknologi
lain demi kemudahan sang pemakai.
Kelemahan Mobile
Computing
·
Kurangnya Bandwith
Akses internet pada peralatan umumnya lebih lambat
dibandingkan dengan koneksi kabel, dengan menggunakan teknologi seperti GPRS,
EDGE dan jaringan 3G. LAN nirkabel berkecepatan tinggi tidak mahal, tetapi
memiliki rentang yang sangat terbatas.
·
Konsumsi Tenaga
Ketika generator portable tidak tersedia, komputer mobile
harus bergantung sepenuh padanya daya baterai. Artinya, baterai yang mahal
harus digunakan agar masa pakai baterai yang diperlukan.
·
Gangguan Transmisi
Faktor-faktor yang menyebabkan gangguan sinyal pada mobile
computing seperti cuaca, jarak alat mobile computing dengan titik pemancar
sinyal terdekat. Selain itu penerimaan sinyal di dalam terowongan, di beberapa
gedung dan daerah pedesaan seringkali buruk.
UBIQUITOUS COMPUTING
Ubiquitous Computing, istilah ini
mungkin sedikit asing bagi mereka yang baru belajar tentang IT, namun sejatinya
Ubiquitous sudah merebak di Indonesia. Lalu apa itu Ubiquitous? Ubiquitous
Computing adalah adalah metode untuk meningkatkan penggunaan komputer dengan
membuat banyak komputer tersedia di seluruh lingkungan fisik, tetapi membuat
mereka secara efektif terlihat oleh pengguna. Teknologi yang paling mendalam
adalah mereka yang hilang. Mereka menenun sendiri ke dalam kain kehidupan
sehari-hari sampai mereka bisa dibedakan dari itu. ubiquitous Computing disebut
sebagai gelombang ketiga dalam komputasi. Yang pertama adalah konsep mainframe,
dimana sebuah mesin dipakai oleh banyak orang bersamaan (one computer, many people).
Sekarang kita berada pada era personal computer (komputer pribadi) yaitu
seseorang menggunakan masing-masing mesin yang dimilikinya (one person, one
computer). Karena komputer menjadi semakin murah dan menjadi sangat lazim,
selanjutnya akan datang masa Ubiquitous Computing dan menjadi era “one person,
many computers”
Terdapat 2 sifat
utama dari Ubiquitous Computing yakni Ubiquity
dan Transparency.
1.
Ubiquity
adalah merupakan interaksi yang tidak dilakukan oleh suatu saluran melalui satu
workstation. Akses ke komputer dapat dilakukan di mana saja. Sebagai contoh, di
suatu kantor ada puluhan komputer, layar display, dan sebagainya dengan ukuran
bervariasi mulai dari tombol seukuran jam tangan, Pads sebesar notebook, sampai
papan informasi sebesar papan tulis yang semuanya terhubung ke satu jaringan.
Jaringan nirkabel akan tersedia secara luas untuk mendukung aksesbergerakdanaksesjarakjauh.
2.
transparency
merupakan teknologi yang tidak menganggu keberadaan pemakai, tidak terlihat dan
terintegrasi dalam suatu ekologi yang mencakup perkantoran, perumahan,
supermarket, dan sebagainya.
Karakteristik
Lingkungan Ubiquitous Computing
Ada banyak jenis layanan yang dapat ditawarkan dalam
lingkungan AmI, antara lain layanan-layanan airport, perkantoran, perbankan,
transportasi, supermarket, pendidikan, rumah tangga, dan lain-lain yang
tercakup dalam suatu area perkotaan. Karakteristik dari lingkungan pelayanan
ini adalah sebagai berikut:
1.
Personal Device
Pemakai dilengkapi dengan peralatan pribadi yang mudah
dibawa (portable) seperti: PDA, smart phone, komputer kecil yang mudah dibawa,
atau sejumlah peralatan nirkabel yang saling terhubung membentuk suatu Body
Area Network. Peralatan-peralatan tersebut secara dinamis dapat menyesuaikan
jenis protokol radio yang berbeda.
2.
Network Architecture
Para pemakai bergerak dalam suatu jaringan komunikasi
nirkabel heterogen yang membentuk suatu jaringan berkabel yang lebih luas.
Peralatan pemakai saling terhubung menggunakan jaringan nirkabel berbasis
infrastruktur. Peralatan-peralatan tersebut juga dapat berhubungan dengan
peralatan, sensor, dan layanan yang ada di lingkungan.
3.
Service Provisioning
Layanan bagi pemakai disediakan di berbagai tempat
berbeda dalam lingkungan AmI di mana pemakai dapat menggunakan layanan yang
tersedia dengan sumber-sumber daya yang terhubung tanpa kabel. Layanan-layanan
ini diberikan oleh suatu sistem layanan gabungan dengan application server yang
dapat diakses melalui infrastruktur jaringan.
4.
Sensing Architecture
Untuk mendukung pemberian layanan-layanan tersebut,
lingkungan AmI dilengkapi berbagai jenis sensor. Sensor ini membuat interaksi
antara pemakai dengan jenis layanan yang dibutuhkan menjadi lebih efisien.
Sensor ini akan menangkap informasi dari lingkungan secara terus-menerus dan
memantau aktivitas yang dilakukan para pemakai. Sensor ini kemudian membawa
informasi tersebut ke sebuah modul AmI yang akan memprosesnya dalam suatu
aplikasi. Jenis sensor yang digunakan meliputi jenis sensor tradisional seperti:
sensor suhu, tekanan, cahaya, kelembaban udara, dan sensor-sensor yang lebih
kompleks, seperti kamera yang dihubungkan dengan jaringan kabel. Dengan
demikian, infrastruktur AmI harus dapat menangkap informasi-informasi dari
peralatan-peralatan sensor tersebut.
5.
Modes of Interaction
Pemakai berinteraksi dengan layanan melalui suatu
multimodal user interface yang menggunakan peralatan pribadi untuk
berkomunikasi. Multimodal communication
memungkinkan pemakai mangakses layanan tidak hanya pada saat mereka duduk di
depan PC, tetapi juga pada saat mereka bergerak bebas dalam lingkungan AmI.
Ubiquitous computing mempunyai beberapa spesifikasi teknis, yaitu Terminal & user interface, Peralatan
yang murah, Bandwidth tinggi, Sistem file tersembunyi, Instalasi otomatis, Personalisasi
informasi dan juga Privasi.
Arsitektur Ubiquitous
Peranan Ubiquitous computing di
kehidupan sehari Dan juga kelebihan dan kekurangannya. Pada sebuah lingkungan
Ubiquitous Computing yang menghubungkan control penerangan(lampu) dan pemanas
ruangan dengan alat yang di pasang pada pakaian kita sehingga kondisi
penerangan dan suhu ruangan dapat di modulisasi secara terus menerus dan tak
terlihat.
Contoh Ubiquitous Computing
1.
handphone
2.
Elearning
3.
Mobil
4.
Ruangan
5.
Kulkas
Kelebihan dan
Kekurangan Ubiquitous Computing
Handphone
• Kelebihan
Kita dapat mengakses informasi dimana saja dengan gadget yang
di miliki seperti handphone,smartphone,tablet
• Kekurangan
Penyalahgunaan kemudahan mengakses informasi .contoh
mengakses informasi tentang soal yang sedang di ujikan pada saat ujian Elearning
• Kelebihan
Memberikan kemudahan kepada seluruh mahasiswa atau pun
pelajar dalam belajar tanpa harus dating langsung ke kampus atau sekolah
• Kekurangan
Membuat mahasiswa atau pun pelajar menjadi malas karena
tanpa ada pengawasan guru atau pun dosen
Mobil
• Kelebihan
Sang engineer telah di lengkapi dengan sebuah badge pintar
berisi microchip jadi saat mobilnya mendekati gerbang pagar rumah dan
pemancaran mengenai kendaraan tersebut secara otomatis gerbang akan terbuka.
• Kekurangan
Hanya mobil tertentu saja yang bias membuka gerbang pagar
rumah tersebut Ruangan
• Kelebihan
Ruangan yang di pasang device pemancar yang secara otomatis
akan mengaktifkan sensor pada saat ia memasuki ruangan kerjanya akan terbuka
secara otomatis.
• Kekurangan
Terjadi pemborosan listrik secara berlebihan karena system
menyala tanpa di perlukan Kulkas
• Keuntungan
Kulkas yang berada di rumah kita yang terhubung dengan
jaringan komputasi berskala besar, jika isi kulkas kosong ,maka otomatis kulkas
mengirim sinyal ke salah satu supermarket yang ada dalam jaringan melalui
sensor yang di milikinya ,dan secara otomatis pihak supermarket mengisi kulkas
anda tanpa perlu bersusah payah mengisinya.
• Kekurangan
Tidak semua barang bias update ,karena hanya barang yang
bias di pilih
NANO SIENCE
Teknologi nano adalah ilmu
pengetahuan dan teknologi yang mengontrol zat, material dan sistem pada skala
nanometer, sehingga menghasilkan fungsi baru yang belum pernah ada. Ukuran 1
nanometer adalah 1 per satu miliar meter yang berarti 50.000 kali lebih kecil
dari ukuran rambut manusia.
Yang membuat nanosains/nanoteknologi
menjadi spesial adalah bahwa pada jenis material yang sama, apabila material
tersebut mempunyai ukuran beberapa nanometer, seringkali material tersebut akan
menunjukkan sifat yang sangat berbeda dan unik. Menariknya, perbedaan ukuran
skala besar pada material yang sama tidak menunjukkan hal tersebut. Sebagai
contoh, unsur Au mempunyai warna indah coklat kekuningan yang kita ketahui
sebagai “emas”. Akan tetapi, jika kita hanya mempunyai 100 atom Au yang
kemudian disusun menjadi sebuah kubus, warnanya akan jauh lebih merah dan
sangat berbeda dengan warna emas. Dan faktanya, partikel Au akan menghasilkan
warna berbeda seperti merah, biru, kuning atau warna lain tergantung dari
ukuran partikel. Warna merupakan salah satu sifat (optik) yang berbeda pada
material berskala nano. Sifat lainnya, seperti fleksibilitas/kekuatan (sifat
mekanik) dan konduktivitas, juga merupakan sifat yang sering sangat berbeda
pada material skala nano. Hal inilah yang membuat material skala nano mempunyai
sifat yang unik. Nanomaterial secara umum mempunyai karakteristik: ringan,
kecil, mempunyai properti unggul dan super.
Beberapa aplikasi
nanosains/nanoteknologi
1)
Material serba guna
Material buatan berstruktur nano
(artificial nanostructure) yang banyak diteliti oleh ilmuwan antara lain:
Carbon Nanotubes (CNT) dan Fullerene. CNT mempunyai kekuatan 100 kali lebih
kuat dibanding dengan baja dan sangat fleksibel sehingga bila CNT ini
ditambahkan ke dalam material seperti bemper mobil, material tersebut akan
mempunyai kekuatan dan fleksibilitas yang sangat tinggi.
Sementara itu, fullerene memiliki
struktur ikatan yang berbentuk seperti bola sepak. Fullerene mampu berfungsi
sebagai kulit untuk pengiriman obat karena material ini mampu menembus dinding
sel dan bergerak aman melalui aliran darah secara nonreaktif.
2) Coating: nanopaints
Nanopaint adalah jenis lapisan atau coating yang diterapkan
ke permukaan benda dengan cara yang mirip dengan cat berbasis minyak atau air.
Karakteristik utama dari nanopaint adalah bahwa senyawa tersebut mengandung
partikel skala nano berupa nanotube. Sebuah nanotube membantu menciptakan
sebuah penghalang efektif yang mencegah banyak hal dari gangguan eksternal.
Contoh pemanfaatan sifat ini adalah aplikasi nanopaint pada mobil yang membuat
permukaan mobil lebih halus, berwarna sangat berkilat, serta tahan terhadap
goresan.
3) Energi: penggunaan nano solar cell
Sel surya pada skala nano (nano solar cell) mempunyai
beberapa keuntungan, misalnya efisiensinya akan meningkat. Ukuran sel surya
menjadi lebih kecil dan praktis, akan tetapi mempunyai kapasitas yang tinggi.
Ahli kimia Paul Alivisatos, seorang profesor kimia di Universitas California,
Berkeley, mengembangkan penelitian untuk meningkatkan efisiensi dari sel surya.
Efisiensi ini juga mampu mengurangi biaya produksi pembuatan nano solar cell.
Nano solar cell ini menggunakan nanorod yang sangat kecil yang tersebar dalam
polimer.
GRID TECHNOLOGY
Komputasi grid. Komputasi Grid
adalah penggunaan sumber daya yang melibatkan banyak komputer yang
terdistribusi dan terpisah secara geografis untuk memecahkan persoalan
komputasi dalam skala besar. Grid computing memiliki perbedaan yang lebih
menonjol dan diterapkan pada sisi infrastruktur dari penyelesaian suatu proses.
Grid computing adalah suatu bentuk cluster (gabungan) komputer – komputer yang
cenderung tak terikat batasan geografi.
Pemilihan nama Grid sendiri
adalah sebagai bentuk kiasan bagi pembuatan computer power agar dapat diakses
semudah mengakses electric power, sehingga harus memiliki kemampuan untuk
mengakses computing power (CPUs), aplikasi perangkat lunak dan data penelitian
dalam suatu bentuk “on-demand”.
Berikut adalah beberapa konsep
dasar dalam Grid Computing:
·
Sumber daya dikelola dan dikendalikan secara
lokal.
·
Sumber daya berbeda dapat mempunyai kebijakan
dan mekanisme berbeda, mencakup Sumber daya komputasi dikelola oleh sistem
batch berbeda, Sistem storage berbeda pada node berbeda, Kebijakan berbeda
dipercayakan kepada user yang sama pada sumber daya berbeda pada Grid.
·
Sifat alami dinamis: Sumber daya dan pengguna
dapat sering berubah
·
Lingkungan kolaboratif bagi e-community
(komunitas elektronik, di internet)
Secara umum, elemen-elemen
dari infrastruktur Grid adalah
·
Hardware/Sumber daya (Dibuat tersedia dari
site-site berbeda yang terdistribusi secara geografis, mencakup
CPU/Storage/Instruments, dll…)
·
Software: Sesuatu yang menghubungkan
bersama-sama semua sumber daya ini: middleware. Beberapa aplikasi untuk
menggunakan sumber daya komputasi yang dibuat tersedia
·
Orang-orang: Siapa yang memelihara Grid, dan
Siapa yang menggunakan Grid
Middleware adalah
lapisan atau layer perangkat lunak (software) yang terletak antara sistem
operasi dan aplikasi. Elemen-elemen dasar dari Middleware ini adalah
·
Keamanan (security)
·
Pengelolaan sumber daya (resource management)
·
Pengelolaan data (data management)
·
Layanan informasi (information services).
Tiga hal yang di sharing dalam
sebuah sistem grid antara lain : Resource, Network dan Proses. Kegunaan atau
layanan dari sistem grid sendiri adalah untuk melakukan high throughput
computing dibidang penelitian, ataupun proses komputasi lain yang memerlukan
banyak resource computer
Penggunaan Grid Computing System
untuk perusahaan-perusahaan akan banyak memberikan manfaat, baik manfaat secara
langsung maupun tidak langsung. Beberapa manfaat tersebut antara lain :
·
Grid computing menjanjikan peningkatan utilitas,
dan fleksibilitas yang lebih besar untuk sumberdaya infrastruktur, aplikasi dan
informasi. Dan juga menjanjikan peningkatan produktivitas kerja perusahaan.
·
Grid computing bisa memberi penghematan uang,
baik dari sisi investasi modal maupun operating cost–nya. Dan beberapa hambatan
yang dialami oleh masyarakat Indonesia dalam mengaplikasikan teknologi grid
computing adalah sebagai berikut :
·
Manajemen institusi yang terlalu birokratis
menyebabkan mereka enggan untuk merelakan fasilitas yang dimiliki untuk
digunakan secara bersama agar mendapatkan manfaat yan lebih besar bagi
masyarakat luas.
·
Masih sedikitnya Sumber Daya Manusia yang
kompeten dalam mengelola grid computing. Contonhya kurangnya pengetahuan yang
mencukupi bagi teknisi IT maupun user non teknisi mengenai manfaat dari grid
computing itu sendiri.
Sumber:
Komentar
Posting Komentar